Psikologi Pendidikan
Author:
Rodi Hartono Posted at:Sabtu, 28 November 2009
Share this post:
|
BOOK REPORT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RODI HARTONO / 11077
BOOK REPORT………
The Joy of Teaching: Making a Difference in Student
by Gene E Hall, Linda F Quinn, Donna M Gollnick
About this title: A fresh and celebratory approach to teaching that puts student learning at the center of teachers' work, reflecting new thinking in the field emerging from the accountability movement, research on teacher effectiveness from educational psychology, and current accreditation requirements for student outcomes. Using a multitude of examples from the working lives of teachers, this text propels students into the world of teaching by pairing rich examples and real-life stories with practical applications. Rather than taking a superior stance toward its readers, it meets them where they are in ...
PENDAHULUAN
B |
uku: “THE JOY OF TEACHING : Making a Difference in Students Learning ” karya Gene E. Hall, Linda F. Quinn, dan Donna M. Gollnick , terbitan Allyn & Bacon. 2007, terdiri dari 14 Bab dengan jumlah halaman 659 halaman. Secara umum buku ini terdiri dari empat bagian yaitu :
1. Today’s Teachers and Students ( terdiri dari 2 bab)
2. Today’s Students (terdiri dari 2 bab)
3. The Foundations of Education ( terdiri dari 3 bab)
4. Teaching Today ( terdiri dari 7 bab)
Pokok-pokok bahasan yang ada dalam empat bagian diuraikan dalam dalam bab-bab sebagai berikut.
1.
2. Sekolah Saat ini ; terdiri dari 2 bab yang membahas tentang: a) Keluarga dan Masyarakat , b) Sekolah sebagai Tempat Bekerja bagi murid danGuru.
3. Pada bagian ketiga tentang Pondasi Pendidikan, Yang terdiri dari 3 bab, membahas tentang; a) sejarah Sekolah di Amerika,b)Konteks Sosial pada Sekolah, c) Berpikir tentang Mengajar dan Belajar.
4. Pengajaran Saat Ini ( terdiri dari 7 bab) yang membahas tentang;a) Memfokuskan kepada Belajar dan Hasil, b) Strategi-strategi Mengajar, c) Menggabungkan Teknologi dan Pengajaran, d) Menguji Pembelajaran Siswa dan Hasilnya,e) Mengatur kelas dan tingkah laku siswa,f) Mengembangkan para guru dan sekolah serta Reformasi Sekolah, dan terakhir g) Sukses dalam Program Pendidikan Guru dan Selanjutnya.
Secara detail, identitas pengarang buku ini tidak dipaparkan, namun nama Gene E. Hall, Linda F. Quinn, Staf Pengajar pada University of Nevada Las Vegas dan sedang Donna M. Gollnick, adalah seorang staf pada lembaga National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) ditampilkan pada sampul buku.
Buku ini , oleh pengarangnya dibuat dengan maksud untuk menjawab pertatanyaan-pertanyaan yang mencul dibenak para guru, apa yang diperlukan untuk menjadi seorang guru? Seperti apakah sebenarnya siswa-siswa dan sekolah-sekolah itu? Apa yang diharapkan dari mengajar? Apakah mengajar merupakan karir yang tepat?. Bagian I, Guru-guru dan Siswa-siswa Zaman Sekarang, mencakup dua bab yang mengambarkan apa saja yan diperlukan untuk menjadi seorang guru yang berkualitas dan bagaimana gambaran siswa zaman sekarang. Bagian II Sekolah Zaman Sekarang, menggambarkan bagaimana sekolah zaman sekarang terstruktur dan bagaimana segala sesuatu berlangsung setiap hari bagi siswa dan guru. Bagian ini juga memperkenalkan semakin pentingnya pengertian keluarga. Bagian III, Dasar-dasar Pendidikan. Menggambarkan asal-usul sejarah, sosial dan filsafat pendidikan dan sekolah. Bagian IV, Mengajar di Zaman Sekarang, mengambarkan kiat-kiat mengajar yang menekankan paa pentingnya pembelajaran siswa berkaitan dengan standar dan nilai, sering disebut dengan output mengajar. Bagian ini meliputi bab-bab yang menggambarkan secara terperinci tentang strategi mengajar yang sangat berguna, tip-tip bagaimana mengelola kelas, ide-ide untuk menggabungkan teknologi dalam ruang kelas, dan yang lebih fokus lagi adalah informasi tentang penilaian siswa. Terakhir bab V Pendidikan untuk hari Esok, menjelaskankan tentang perlunya sekolah untuk terus menerus mengembangkan diri,mrmbicarakan reformasi di sekolah secara keseluruhan dan inovasi-inovasi yang tengah dilakukan oleh guru-guru zaman sekarang. Bab terakhir ii juga membahas masalah-masalah di masa datang , diantaranya bagaimana mencpai posisi mengajar paling atas, pentingnya kepemimpinan guru, dan mengantisipasi pilhan-pilihan karir yang terbuka bagi guru-gur berkualitas tinggi.
Dalam buku ini proses pembelajaran dibahas dengan cukup lengkap, mulai dari input tentang murid,siswa, serta institusi penyelenggara,Dasar-dasar Pendidikan, seperti filsafat pendidikan serta kontek sosial dari pendidikan, serta strategi-strategi yang inovatif dalam pembelajaran yang dihubungkan dengan tekonologi, dengan harapan sekolah masa datang menjadi sekolah yang sangat menyenangkan bagi para siswa. Serta usaha-usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengembangkan interaksi pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa dalam pembelajaran seperti ikan dalam air, bukan seperti burung dalam sangkar.
Buku ini tentu saja akan banyak memberikan manfaat bagi para guru yang ingin menjadi seorang yang professional dalam bidangnya. Buku ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan dalam melakukan studi secara profesional tentang pengembangan profesi Keguruan. Selain itu, buku ini memberikan arahan kepada para praktisi dalam bidang pendidikan untuk mencermati persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Belajar dan pembelajaran di sekolah.
DESKRIPSI ISI BUKU
P |
Ada awal setiap bab menjelaskan kontek bagaimana keadaan realitas di lapangan, dengan memulai sebuah cerita pengalaman dari ”Educators in Real Schools”,baik itu guru, kepala sekolah. Yaitu contoh-contoh dan kasus pendek dari kehidupan pekerjaan guru untuk mendorong guru masa depan ke dunia pengajaran melalui pemaduan contoh berharga dan kisah dunia nyata dengan banyak penerapan praktis. Untuk lebih jelas deskripsi ini akan diuraikan secara singkat setiap babnya.
Bab.1. Becoming a Teacher (Menjadi Seorang Guru)
”Educators in Real Schools”, Michelle Clarke adalah seorang asisten kelas guru inklusi, SD Pointers Run. Dia memiliki pengalaman mengajar 4 tahun dengan latar belakang pendidikan sarjana Psikologi dan telah mendapat setifikat mengajar. DIA mengajar karena suka dengan anak-anak, dan ingin memberikan pengetahuan yang ia miliki, anak-anak sangat senang dengan metode yang bervariasi yang ia gunakan dalam pembelajaran, serta mampu menghargai perbedaan siswa.
Saat calon guru memanjakan profesi pengajar sebagai tujuan karir, mereka mempertimbangkan permintaaan bekerja di sekolah dan imbalan yang mereka terima. Tidak semua orang dapat mengajar. Mengajar merupakan profesi yang menantang , karena membutuhkan pelakunya untuk memiliki banyak pengetahuan bidang studi yang diajarkan, bagaimana siswa belajar, pentingnya memahami latar belakang sosial, ekonomi dan budaya siswa sehingga mereka bisa belajar, serta penggunaan strategi dan metode yang cocok sesuai dengan situasi yang ada di dalam kelas.
Guru mempunyai komitmen dalam pekerjaannya dengan siswa. Mereka peduli terhadap anak-anak dan remaja dan memandang pendidikan sebagai suatu jalan untuk membuat perubahan pada kehidupan siswa. Guru mendapatkan imbalan instrinsik dalam melihat siswa belajar dan berkembang dalam bimbingan mereka.
Mengajar adalah profesi ”panggilan yang membutuhkan pengetahuan khusus dan sering kali persiapan akademis yang panjang dan intensif” . Mengajar mempunyai sejumlah karakteristik lainnya, tapi tidak mempunyai gengsi yang sama, khususnya yang terefleksi dalam perbandingan gaji. Mengajar biasanya membutuhkan persyaratan akademik (akta mengajar). Dalam buku ini dijelaskan juga bahwa ada standar yang harus dipenuhi oleh calon guru untuk menjadi seorang yang profesional, seperti,pengetahuan serta ketrampilan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
2. Today’s Students (Siswa Saat ini)
”Educators in Real Schools”Katherine Wright Knight, guru Bahasa Inggris di Sekolah Parkview Magnet,Little Rock, Arkansas. Dia adalah guru terbaik dan mendapat sertifikat dari Dewan Nasional. Katherine Juga seorang ketua Persatuan Guru Setempat dan sekretaris Afiliasi Asosiasi Pendidikan Nasional..
Dia Mengajar hanya untuk mendapatkan kesenangan dan menikmati apa yang dilakukan di sekolah. Katanya, guru yang mumpuni mengajar karena komitmen dan gairah.Guru harus tahu apa yang diajarkan, tidak hanya itu. Guru harus menetapkan hbungan dengan siswa, rekan dan orang tua siswa. Guru juga harus bicara mengenai pentingnya pendidikan bagi siswa. Terakhir guru pu hrus mengembangkan diri, seperti mengikuti program pengembangan profesional.
Dalam bab ini, penulis telah membahas banyak tentang karakterisik siswa saat ini. Siswa datang ke kelas dengan warisan rasial dan etnis yang dapat memepengaruhi cara mereka merespon dan pembelajaran yang tercipta dalam kelas. Mereka datang dari tingkat kemakmuran yang berbeda yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk mengakses sumber yang dibutuhkan untuk dapat berhasil dalam kontek sekolah. Mereka memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda yang dapat mempengaruhi kecerdasan meraka untuk memenuhi persyaratan kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh guru dan sekolah. Latar belakang budaya, seperti berbahasa, cara duduk, atau pun perilaku yang kurang pantas di sekolah. Juga mempengaruhi pengalaman belajar di sekolah, atau ini akan menjadi suatu yang traumatis bagi siswa. Semua hal ini dipapar secara jelas oleh penulis buku ini. Bagaimana memahami budaya yang dibawa siswa ke dalam ruangan kelas.
3. Families and Communities
”Educators in Real Schools”Blanca Estela Carbajal Rodriguez, seorang guru kelas 4 pendidikan Dwibahasa di Sekolah Dasar Frederick di Colorado, telah mengajarselama 25 tahun. Kebanyak siswanya berasal dari kelas ekonomi rendah/orang tua buruh kurang terampil, 70% siswa kulit putih, 30% hispanik. Pengalamannya dalam mengajar cukup banyak, yang lebih menarik bagi dia adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan dia mendapat kepercayaan dari orang tua siswa untuk mengurusi anak mereka di sekolah, karena sabagian orang tua sibuk bekerja. Dia dianggap sebagai ib kedua yang berada di Sekolah.
Sekolah dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Sekolah akan menjadi kuat ketika keluarga dan komunitas terlibat aktif dalam pendidikan. Keragaman siswa di sekolah sangatlah banyak diantaranya,; jender, sosioekonomi, agama,etnis, dan lain nya. Dalam buku ini dijelaskan bahwa minoritas dan mayoritas tidak begitu dipertimbangkan. Karena guru harus memahami masyarakat dan bekerjasama dengan orang tua secara efektif akan meningkatkan keniscayaan siswa menjadi sukses secara akademis di sekolah.
Mayoritas publik guru,orang tua, guru, dan kepala sekolah percaya bahwa seluruh siswa harus mencapai standar yang tinggi. Mereka juga sangat mendukug akuntabiltas sekolah. Keprihatinan publik yang paling besar adalah kesenjangan prestasi diantara kelompok siswa, karena latar belakang siswa yang sangat jauh berbeda. Disini guru dituntut untuk mampu memahami struktur keluarga yang berbeda ini, sehinggga tidak bias terhadap siswa.
Tidak kalah menariknya, buku ini juga menjelaskan bagaimana budaya telah memberikan cetak biru (Blueprint) dalam kehidupan siswa yang berbeda dari satu kebudayaan dengan yang lainnya. Guru harus mempunyai kontak/ komunikasi dengan orang tua/keluarga. Orang tua harus didorong untuk mengunjungi kelas ata kegiatan lainnya. Komunikasi yang positif ini akan meningkatkan siswa dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman yang produktif di sekolah.
4. Schools as the Workplace for Students and Teachers
”Educators in Real Schools”Lusy Diaz Duncan adalah seorang Kepala Sekolah SD McBee di Austin Texas. Sekolah ini memiliki siswa 85% sosioekonomi rendah dan 77% keturunan Latin. Diaz merupakan pemimpin sekolah yang berpengalaman, berdedikasi,bekerja keras dan fokus. Ia peduli pada sekolah,guru dan siswanya. Pada waktu yang sama fokusnya terus menerus adalah menentukan harapan yang tinggi untuk pembelajaran siswa.
Dalam bab ini, sekolah digambarkan sebagai tempat kerja untuk orang dewasa dan siswa. Sekolah digambarkan sebagai sebuah industri, bisnis besar yang harus diorganisir, para karyawan harus melakukan pekerjaan, dan harus ada akuntabilitas untuk kualitas produk dan jasa yang dihasilkan.
Organisasi sekolah saat ini adalah hasil langsung revolusi industri. Setiap pekerja mempunyai gambaran pekerjaan yang harus dilakukan,disana ada penyelia dan manejer. Bahkan waktu bekerja dan hari kerja dibuat jelas. Sebuah bagan organisasi yang menggambarkan hubungan formal antara peran dan posisi yang berbeda dalam organnisasi. Struktur organisasi sekolah disajikan dalam bagan dibawah ini:
5. The History of Schools in the United States
”Educators in Real Schools”Verna Jessen , Guru SD di Sekolah Satu Ruang di Eastern Montana. Seorang guru harus bersikap toleran terhadap perbedaan kepribadian dan latar belakang keluarga siswa. Dan mempunyai rasa hormat terhadap perbedan keyakinan da mengerti akan perbedaan siswa, disamping pengetahuan mata pelajaan yang diajarkan
Sejarah pendidikan membantu memahami bagaimana terjadinya sekolah hinga seperti sekarang ini. Belajar dari pengalaman masa lalu, keberhasilan dan kegagalanadalah upaya untuk membentuk sekolah yang lebih baik dimasa yang akan datang.Yang terpenting adalah keterlibatan guru secara aktif dalam menentukan kurikulum dan pelatihan–pelatihan guru.
Persekolahan dimasa kolnial adalah berdasarkan pengaruh tokoh-tokoh agama dan kelompok protestan lainnya, yangmemandang sekolah adalah cara untuk mengajarkan agama, menanamkan nilai-nilai moral pada anak, melestarikan budaya dan membangunkan kesetiaaan pada negara.
Sekarang, orang tua, pemimpin dan masyarakat secara umum mengharapkan semua anak-anak di Amerika Serikat berhak atas pendidikan umum. Ini diharapkan bebas biaya, nberlaku untuk sekelompok masyarakat dan terbuka untuk semua anak tanpa memandang usia,bangsa,agama,etnis ataupun status sosialekonomi.
6. The Social Context of Schools
”Educators in Real Schools”Les Nakasaki , Guru kelas 1 di Rosemead, California. Keunggulan dalam mengajar yaitu berusaha terus mengagali kemampuan siswa sehingga mereka menghasilkan kemampuan terbaik. Seorang guru harus melihat anak secara keseluruhan. Untuk membantu siswa agar dapat belajar, seorang guru harus mempunyai pengetahuan, keahlian dan pengaturan untuk dapat mengajar secara efektif. Dan keterlibatan guru dalam tugas siswa.
Sekolah adalah salah satu institusi masyarakat yang sangat penting karena sekolah membantu anak-anak unutk kehidupan mereka saat dewasa kelak. Isi dari kurikulum di sekolah dipelajari oleh sosiolog. Dalam ilmu sosiologi dipelajari tentang pengujian performa akademis dan sosial siswa,imteraksi guru dan siswa, persamaan pendidikan antar kelompok, dan pribadi sosial siswa.
Teori sosiologi mengatakan banyak cara menginterprestasikan peranan sekolah dalam masyarakat. Fungsionalism berkeinginanmengembangkan masyarakat yang kohesif melalui pembauran dalam satu budaya umum. Pencetus teori konflik befrpendapat bahwa seklah haruslah menyediakan ang dibutuhkan masyarakat kapitalis dengan mempersiapkan siswa untuk pekerjaan ng berbeda agar kapitalisme berlanjut.
7. Thinking about Teaching and Learning
”Educators in Real Schools”Lisa A. Mason Sykes dari George H. Corliss High School.Mengajar adalah sebuah kecintaaan, karena terlhir dari keluarga yang bergerak dibidang pendidikan. Katanya, seorang guru tidak membuang waktu.Guru yang baik pastinya kreatif, bersemangat, dan kerap kali menghibur membuat proses belajar mengajar menyenangkan dengan berbagai kegembiraan dengan murid.
Ada yang berkata bahwa gagasan yang bagus itu seperti bunga yang mekar, tumbuh keluar dari pikiran sebelum suatu tindakan, disuburi oleh pupuk pengetahuan, kreatifitas dan antusiasme. Ada banyak cara memikirkan tentang mengajar dan belajar, dimulai dengan gagasan-gagasan yang baik. Sebagai seorang guru tentu bergumul dengan berbagai pertanyaan,seperti apa yang harus diajarkan di sekolah, bagaimana cara pengajarannya dan kapan sebaiknya pengajaran itu dilakukan.
Gagasan yang hebat dan rencana besar untuk mendidik anak dan remaja dapat datang dari mana saja. Guru secara konstan bekerja dengan gagasan. Guru juga mempresentasikan pemikiran yang kreatif yang memiliki kekuatan untuk menstimulasi perubahan dalam pendidikan, juga dalam pembelajaran di sekolah.
8. Focusing on Learning and Results
”Educators in Real Schools”Merrie Schroeder, Seorang guru di Sekolah Malcolm Price Laboratory. Pengalaman mengajar selama 35 tahun, Dia juga mengajar di Pascasarja bidang metodologi pengajaran, dan seorang konsultan pendidikan.Kecakapan dalam mengajar adalah melihat serangkaain percakapan di kelas dengan guru sebagai salah satu pendengar dan tidak selalu menjadi aktor utama. Guru yang cakap bisa mengidentifikasi solusi dari masalah dari pengalaman, bukan dari formula dan resep. Guru yang cakap tahu bahwa setiaip murid memiliki banyak pengetahuan yang perlu dibagi dan dihubungkan dengan topik yang ada. Kesenangan dalam mengajar adalah interplay Yang tak terduga yang datang dari murid yang merasa bebas.
Guru Fokus kepada belajar melalui perencanaan dan mengelola instruksi. Tanggung jawab utama dalam mengajar adalah perencanaan pembelajaran yang dapat memastikan siswa memiliki kesempatan terbaik untuk belajar.
Perencanaan adalah proses sistematik dalam menentukan apa dan bagaimana seharusnya murid belajar (Borich,2004). Guru harus membuat berbagai keputusan dan memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat merencanakan pelajaran secara efektif. Melalui perencanaan, guru bisa menekankan hubungan antara ide dan membantu murid mengenali hubungan antara topik.(Rosenshine & Steven,1986). Tanpa perencanaan yang dibuat secara baik, instruksi menjadi nyambung dan informasi penting ada yang hilang. Perencanaan merupakan alat untuk membuat pembelajaran menjadi fokus dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan dari apa yang sudah menjadi target dalam pembelajaran.
9. Teaching Strategies
”Educators in Real Schools”Jenet Stramel, Seorang guru Matematika di Sekolah Menengah Wamego. Dia mengajar sudah 21 tahun, baru saja mendapatkan serifikat mengajar. Satu strategi mengajar yang sangat mungkin berhasil dilakkan oleh para guru adalah persiapan sungguh-sungguh untuk setiap kelas. Guru juga harus mencurahkan perhatian penuh kepada muridnya. Cara yang terbaik bagi guru untuk meningkatkan keahlian mereka dalam menggunakan strategi mengajar adalah melalui latihan.
Pengajaran adalah penyampaian materi pelajaran secara sistematik terhadap individu-individu yan unik dalam suatu konteks yang telah ditentukan dari pengetahuan yang disampaikan oleh seorang guru yang profesional. Belajar menggunakan strategi secara efektif adalah dengan cara latihan secara erus menerus.
Startegi mengajar adalah sari dalam pelajaran yang bisa memenuhi minat dan kemampuan siswa. Strategi mengajar memberikan kerangka kerja pendidikan dimana guru profesional membangun pengajaran dan kegiatan pembelajaran. Guru merupakan arsitek pembelajaran. Sehingga guru dituntut untuk mampu merancang strategi dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Karena strategi pembelajaran merupakan blueprint yang membantu para siswa membentuk arti, membangun konsep-konsep, dan mengintegrasikan ide-ide. Tentu ini akan bermuara pada pembelajaran yang meneyenangkan.
10. Integrating Technology and Teaching
”Educators in Real Schools”Dave V. Jones, guru SD King Kemehameha III Kepulauan Maui Hawaii. Dia memiliki pengalaman yang bermacam-macam, sebelum menjadi seorang guru. Selama 11 tahun sebagai Angkatan Laut Amerika. Bekerja sebagai teknisi elektronik dan sebagai tenaga pemasaran. Dia menjadi guru karena merasa gagal sebagai orang tua dalam mendidik anaknya. Anak pertamanya kecanduan terhadap narkoba,anak keduanya masihdipenjara sampai sekarang, sedangkan anak ketiganya tidak begitu bagus hasilnya di Sekolah.Dia mengajar karena senang berinteraksi dengan anak-anak.
Menggabungkan teknologi kedalam pengajaran membutuhkan pengetahuan dan keterampilan. Supaya teknologi dapat digabungkan kedalam pengajaran, para guru harus mengerti arti dan bagaimana hal itu dapt diterapkan sesuai dengan tuuan pembelajaran. John Dewey menggambarkan proses pembelajaran dengan pemahaman sebagai suatu proses dimana individu mengembangkan topik Yng berbeda dan perwakilan mental yang rumit. Para guru mengembangkan gambaran mental terinci atas teknologi dengan menggunakannya berbagai cara. Sebaiknya para guru sebaiknya mengunakan teknologi (1) untuk menambah pengajaran didalam dan diluar kelas, (2) unurk presentasi,(3)untuk mendorong siswa menggunakan teknologi,(4)untuk menggelola pencapaian belajar, (5) untuk mengembangkan profesional mereka.
Pengenalan setiap isi pelajaran dapat dimulai secara dramatis dengan gambar,musik,video atau presentasi internet. Teknologi dapat meningkatkan motivasi dan menggembirakan siswa untuk tertatik pada sesutu yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Teknologi memberikan memberi kesemptan pada guru dan siswa untuk bekerja sama pda masalah yang diluar jangkauan normal sebuah kelas.
Para siswa dapt menggunakan teknologi untuk mempraktek kan ketrampilannnya dan memperkuat kemajuajn melalui teknologi. Teknologi dapt membantu siswa dan guru mengulang isi pelajaran sekaligus meringkasnya. Sekali kita menggabungkan tknologi kedalam pembelajaran, kita akan bertanya begaimana orang lain dapat berpikir tanpa teknologi itu.
11. Assessing Student Learning and Results
”Educators in Real Schools”Dr. Elliot Asp, Asisten Pengawas di Sekolah Distik Cherry Creek, Colorado. Belajar itu menyenangkan, bila guru bisa secara bersama-sama berbagi dengan muridnya. Harapan Dr.Asp, Supaya guru mempunyai landasan dalam memahami tujuan pembelajaran. Dan juga seorang guru harus memiliki banyak pengetahuan bagaimana menciptakan bukti pembelajaran siswa.
Topik utama dalam bab ini adalah penilaian hasil belajar siswa dan penggunaan hasil ujian. Guru perlu memahami perbedaanantara ujian yang berbasis Norma dan yang berbasis kriteria. Mereka juga harus ahli dalam membuat berbagai jenis soal tes objektif dan subjektif. Menilai pembelajaran siswa penting bagi siswa dan guru sebagai cara untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Penilaian juga penting dalam menentukan langkah-langkah dalam pengajaran dan sebagai alat laporan untuk orang tua dan publik Yang dapt dipertanggungjawabkan.
12. Managing the Class room and Student Behavior
”Educators in Real Schools” Teressa Colbrook , Guru SD Ulhom dan juga bekerja paruh waktu di unuversitas. Dia juga seporang mahasiswa program Doktoral Pendidikan Guru. Menjadi soerang guru adalah merupkan sebuah karir yang paling sempurna baginya. Kesempurnaan dalam mengajar berarti guru mengajar selaras dengan muridnya, kedua belah pihak menikmaati bersama-sama dan dapat mengartikulasikan proses dan hasil pembelajaran. Manajemen kelas adalah orkestra dari komponen yang tak terhitung untuk memastikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
Bab ini mendiskusikan tentang perilaku guru yang kondusif untuk menciptakan lingkungan belajar yang sangat baik dan kondusif. Managemen kelas adalah tanggung jawab guru dan tidak muncul begitu saja. Hal ini membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan serangkain disposisi tertentu mengenali nilai individu para murid dan hak-hak atas lingkungan pembelajaran yang efektif. Kehidupan didalam kelas rumit dan berubah-ubah,sehinga dibutuhkan kemampuan guru untuk mengelola kelas dengan baik dalam proses pembelajaran. Fungsi penting pembelajaran adalah menegembangkan kemampuan mengelola lingkungan belajar yang dinamis.
Manajemen kelas yang baik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Aspek dinamis kelas( multidimensionality, Simultanity, immediacy, public and unpredictable, history) mencatat bahwa tidak ada 2 kelas yang dikelola dengan cara dan prosedur yang sama . Kelas yang dikelola dengan baik akan sibuk dengan kegiatan.
13. Improving Teachers and Schools, and School Reform
”Educators in Real Schools” Rocio Jimenez, Rekanan Santa Ana California. Sebuah institusi yang berwawasan masyrakat, yang secara bersama-sama menganalisis hambatan yang dihadapi murid untuk keberhasilannya.
Menjadi seorang guru adalah suatu pekerjaan yang menantang sekalis menggairahkan. Satu kepastian yang paling jelas adalah pekerjaan guru telah berubah. Perubahan dlam meningkatkan keragaman siswa, perbandingan interanational dan globalisasi. Seperti diilustrasikan pada gambar13.6 (Dibawah), ada banyak upaya untuk membawa reformasi di seluruh tingkat sistem pendidikan. Usaha untuk meningkatkan kualiatas guru adalah dengan melakukan sertifikasi. Sedangkan untuk meningkatkan performansi kelas adalah dengan cara menhadirkan siswa-siswa yang siap untuk belajar di sekolah. No Child Left Behind
14. Succeeding in Your Teacher Education Program—and Beyond
”Educators in Real Schools” Karen Faiman, seorang guru Sekolah Publik,Hartford,Connecticut. Kesempurnaan dalam mengajar adalah saat saya melihat murid-murid bergembira, berbicara , termtivasi menjadi kreatif, dan memberi pertanyaan ke satu sama lainnya dan ke gurunya.
Menjadi seorang guru adalah proses yang menggairahkan, intens dan memakan waktu.Guru adalah para profesional yang berdedikasi yang talah belajar banyak untuk dapat menolong para muridnya. Banyak tantangan,kekhuatiran, kesibukan, namun masih dapat merefleksi dan menikmati banyak kesempatan yang ada.
Kunci keberhasilan dalam program pendidikan guru adalah menghadiri pelatihan,kursus serta pengalaman lapangan sebagai peluang untuk belajar. Selalu berusaha demi kualitas terhadap apa yang dilakukan dan membentuk harapan yang tinggi tapi realistik untuk kemajuan murid.
PEMBAHASAN
B |
uku: “THE JOY OF TEACHING : Making a Difference in Students Learning ” karya Gene E. Hall, Linda F. Quinn, dan Donna M. Gollnick , terbitan Allyn & Bacon. 2007, terdiri dari 14 Bab dengan jumlah halaman 659 halaman, berisi pemikiran yang dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Buku ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa calon guru yang mendalami bidang pengajaran yang dapat memberikan pengayaan dalam perjalanan melakukan studi secara profesional .
Sekolah zaman sekarang telah mengalami perubahan yang amat dramatis dalam dasawarsa terakhir. Murid dan orang tua Zaman sekarang berbeda, bukan hanya perbedaan khusus mereka secara etnis, tetapi perbedaan dalam kontek yang lebih luas, seperti keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Perubahan paradigma yang begitu dramatis tengah terjadi di sekolah-sekolah dan mempengaruhi isi kurikulum pendidikan guru. Ada banyak sekali alasan mengapa perubahan itu terjadi, diantaranya riset 20 tahun terakhir lebih, tentang pembelajaran yang muncul dari bidang psikologi pendidikan, riset tentang efektifitas guru dan kenyataan bahwa akreditasi program nasional telah berubah. Kita tidak lagi berpikir bahwa mengajar dalam artian masukan(apa yang diajarkan). Para pendidik sekarang memandang mengajar dalam artian keluaran (apa yang dipelajari). Pekerjaan guru lebih berfokus pada membuat perbedaan dalam apa yang dipelajari siswa. Segala yang kita lakukan sebagai guru harus berhubungan dengan apa yang siswa kita lakukan sebagai pembelajar. Keputusan yang kita buat sebagai pendidik harus didasarkan pada kebutuhan pembelajaran siswa.
Pekerjaan guru jauh lebih menantang dan kompleks bila dibandingkan sebelumnya, sekarang banyak tekanan dari luar seperti ujian dengan taruhan yang tinggi dan campur tangan pemerintah dalam menjalankan tugas. Tantangan ini membuat mengajar itu bukan lah menjadi suatu hal yang menyenangkan atau memuaskan. Tentu saja mengajar adalah pekerjaan yang sulit, tapi masih merupakan salah satu karir yang paling memuaskan secara pribadi yang dapat dipilih oleh seseorang, dan masih merupkan pekerjaan yang vital dimasa yang akan datang. Mengajar adalah salah satu karir yang paling penting dalam masyarakat demokratis karena dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yag produktif yang dapat berpikir kritis tentang masyarakat dan kehidupan mereka sendiri dimasa yang akan datang.
Hampir semua orang mempunyai pendapat mengenai sekolah dan bagaimana meningkatkan kualitas sekolah. Sikap publik mengenai sekolah dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan. Ketika publik marah dengan kualitas sekolah yang rendah, para politisi mungkin merespon dengan meminta guru dan administrator sekolah untuk melakukan reformasi. Kualitas sekolah diukur sebagian besar oleh kualitas guru. Ada banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru, diantarannya; dengan melakukan sertifikasi, mengikutkan guru pada pelatihan atau kursus.
KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi isi buku dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Menjadi Seorang guru merupakan profesi yang menantang , karena membutuhkan pelakunya untuk memiliki banyak pengetahuan.
2. Mengajar memerlukan kemampuan guru untuk memahami karakteristi siswa yang berbeda-beda,baik dari sosiokultural,etnis,agama,dan lain sebagainya.
3. Orang tua dan masyarakat secara umum memandang sekolah dari perspektif yang berbeda, terutama kualitas sebuah sekolah.
4. Sekolah adalah sebuah orgnisasi, yang perlu dipahami dari segi struktur adalah bagaimana peran personil yang ada.
5. Masa lalu adalah pengalaman yang sangat berharga, yang dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan pemberdayaan sekolah.
6. Konteks sosial pada sekolah dapat membantu dalam memahami sekolah dan tugas-tugas personil yang ada disekolah.
7. Belajar dan mengajar merupakan gagasan yang berdasarkan pada filosofi hidup.
8. Perencanaan dalam pembelajaran adalah sebagai alat untuk memfokuskan pada hasil belajar.
9.
DAFTAR REFERENSI
Sumber utama :
Hall, Gene E. et.al. (2007) . THE JOY OF TEACHING : Making a Difference in Students Learning.